Menyelami Perubahan Baru di Kurikulum 2013

Selama 4 hari ini, saya mengikuti bimbingan teknis Kurikulum 2013. Selama itulah, saya menyelami Kurikulum baru tersebut. Mungin di antara bapak dan ibu guru sudah ada yang telah menerapkan kurikulum 2013 di sekolah tempatnya mengajar. Namun, banyak juga yang sama sekali belum mengetahui apa sih kurikulum 2013 tersebut. Jumlah sekolah yang belum menerapkan kurikulum 2013 ini jauh lebih banyak dibanding dengan sekolah sasaran implementasi kurikulum 2013.
Berdasarkan informasi yang berkembang, mulai tahun pelajaran 2014/2015 mendatang, semua sekolah diharapkan sudah menerapkan kurikulum 2013 ini. Kurikulum 2013 sesungguhnya merupakan kelanjutan dari KBK dan KTSP. Keduanya merupakan rintisan dari kurikulum 2013 ini. Banyak hal yang dilakukan perubahan pada kedua kurikulum sebelumnya. Banyak juga hal yang tetap dipertahankan dari kurikulum sebelumnya.
Berawal dari sebuah pertanyaan yang disampaikan oleh narasumber. Mengapa kudu bikin baru lagi? Tentunya banyak alasan yang mendasari hal tersebut. Salah satunya adalah hasil survei UNESCO di tahun 2007 yang menyatakan bahwa sekitar 80 % pelajar Indonesia tidak bisa menjawab soal yang masuk kategori sulit. Hanya 5% pelajar Indonesia yang bisa menjawab soal berkategori sulit. Rerata pelajar Indonesia hanya mampu menjawab soal yang mudah.
Lalu, mengapa terjadi demikian? Adakah yang salah dalam proses pendidikan Indonesia? Pemerintah merancang kurikulum 2013 untuk membiasakan pelajar menjawab soal-soal yang tidak hanya mudah. Kurikulum 2013 pun dirancang dengan 4 elemen perubahan pada Standar nasional Pendidikan. Pada Kurikulum KTSP 2006, Standar Nasional Pendidikan terdiri dari 8 standar. Dari 8 standar tersebut, ada 4 standar yang mengalami perubahan, yakni Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. 
Bersambung