Manusia diberikan
tugas oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi. Sebagai khalifah, manusia
telah diberikan bekal berupa akal, penglihatan, pendengaran yang dapat
digunakan untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Ilmu dapat digunakan
oleh manusia untuk menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi. Tugas ini
sangatlah berat, karena tugas ini merupakan tugas yang belum tentu dapat
dijalankan oleh makhluk Allah yang lain. Manusia diberi tugas untuk memelihara
dan melestarikan alam ini agar tercapai kemakmuran dan kebahagiaan bagi umat
manusia itu sendiri. Manusia juga diberikan beban untuk memikul tanggungjawab
kemakmuran bumi untuk kesejahteraan manusia.
Sementara itu,
dengan tugas yang berat tersebut, manusia dilarang untuk berbuat kerusakan yang
akan merugikan alam semesta. Apabila ini dilanggar, tentu akan berakibat buruk
bagi kehidupan mereka sendiri. Jika lingkungan mengalami kerusakan, manusia
harus bertanggungjawab terhadap kerusakan tersebut.
Akhir-akhir
ini, telah tampak berbagai kerusakan di muka bumi. Baik itu kerusakan fisik
maupun kerusakan non fisik. Kerusakan fisik berupa kerusakan alam, baik di
daratan maupun di lautan. Adapun kerusakan non fisik dapat berupa kerusakan mental
dan moral yang banyak terjadi di mana-mana.
Mari kita perhatikan terjemah Q.S. Ar-Rum ayat 41 – 42 berikut.
41. Telah
tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar).
42. Katakanlah (Muhammad),
“Bepergi-anlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu.
Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”
Ayat tersebut
dimulai dengan z}aharal-fasa>du
fi-ard{i () yang artinya adalah telah tampak kerusakan. Allah menjelaskan
bahwa kerusakan telah tampak di depan mata kita. Kerusakan itu terjadi baik di
darat maupun di laut. Jika kita telaah lebih dalam lagi, kita akan menemui
berbagai bentuk kerusakan yang terjadi di bumi kita. Kerusakan di daratan
misalnya, hutan-hutan yang menjadi paru-paru dunia, kini telah terkikis.
Berbagai aktivitas yang merugikan hutan sering terjadi. Di antaranya adalah
pembalakan liar, penggundulan hutan, perburuan hewan dan sebagainya. Berbagai
aktivitas tersebut dapat mengakibatkan kerusakan yang terjadi pada hutan kita.
Hutan yang semula berfungsi sebagai hutan lindung, kini telah beralih fungsi.
Hutan yang berfungsi sebagai penahan banjir, kini telah gundul. Hutan yang
berfungsi sebagai sumber oksigen, kini telah banyak berkurang. Akibat yang
lebih jauh adalah munculnya pemanasan global, akibat makin berkurangnya hutan
di bumi kita.
Kerusakan yang
tampak di daratan tidak hanya menimpa hutan saja. Kita dapat menemukan
kerusakan di sekitar kita, contohnya sungai yang telah tercemar. Sungai yang
telah diciptakan oleh Allah untuk mengalirkan air ke muaranya, kini telah mengalami
kerusakan. Banyak sungai yang telah tercemar. Bahkan pencemaran itu telah mencapai
puncaknya. Air sungai tak lagi dapat dimanfaatkan dengan baik, karena telah
mengandung limbah. Hal ini diakibatkan oleh perbuatan manusia yang kurang
menyadari pentingnya menjaga kelestarian sungai di sekitar kita. Banyak di
antara kita yang membuang sampah di sungai, padahal perbuatan itu sangat
membahayakan bagi kehidupan kita sendiri.
Kerusakan di
lautan tak kalah hebatnya. Lautan yang sumber kehidupan yang sangat bermanfaat
bagi manusia, kini telah mengalami kerusakan. Banyak fakta yang menyebutkan
tentang kerusakan terumbu karang. Kerusakan ini terjadi terus-menerus. Terumbu
karang yang dijadikan sebagai habitat ikan-ikan mengalami kerusakan. Akibatnya,
banyak ikan yang tidak mendapatkan tempat hidup yang layak. Berbagai usaha
untuk melestarikan terumbu karang banyak dikampanyekan. Akan tetapi,
kerusakan-kerusakan tersebut sepertinya sulit diperbaiki, karena kurangnya kesadaran
masyarakat untuk menjaganya. Lebih parah lagi, kerusakan-kerusakan terjadi
akibat kiriman limbah yang semakin hari semakin banyak, seolah-olah sulit
dikendalikan.
Allah telah
menyebutkan bahwa kerusakan-kerusakan yang terjadi di muka bumi merupakan
akibat dari tangan-tangan manusia itu sendiri. Manusia yang diutus untuk
menjadi khalifah, banyak yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Mereka
justru melakukan kerusakan di daratan dan di lautan.
Banyaknya
bencana yang terjadi, merupakan peringatan dari Allah agar manusia merasakan akibatnya. Allah tentu bermaksud baik. Setelah manusia
merasakan akibat dari perbuatannya, manusia diharapkan
kembali kepada ajaran Allah swt..
Berbuat kerusakan yang dilakukan oleh manusia telah terjadi sejak zaman dahulu.
Perbuatan-perbuatan tersebut kemudian dijawab oleh Allah swt. dengan menimpakan
berbagai bencana bagi mereka. Allah mengingatkan bahwa bencana yang terjadi
bagi mereka merupakan akibat dari perbuatan manusia sendiri. Mereka tidak
menyadari bahwa perilakunya merupakan kesalahan yang tidak dapat ditolerir
lagi.
Bencana-bencana yang terjadi pada masa sekarang, menyegarkan kembali
ingatan kita agar mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu
tersebut. Kita harusnya belajar dari sejarah yang telah terjadi. Oleh karena
itu, Allah swt. Memerintahkan kepada kita untuk melakukan perjalanan di muka
bumi, sebagaimana difirmankan oleh Allah pada ayat 43 dari surah Ar-Ru>m
ini.
Kata-kata qul si>ru> fil-ard}i
merupakan satu perintah bagi kita untuk melakukan pengkajian sejarah masa
lalu. Kita diperintahkan untuk mengeksplorasi peristiwa-peristiwa masa lalu
tersebut. Betapa Allah swt. telah mengirimkan azab yang pedih bagi umat-umat
terdahulu.
Kita dapat menyimak kisah di dalam Al-Qur’an tentang kezaliman yang telah
dilakukan oleh kaum Nuh. Mereka telah melakukan kedurhakaan kepada nabinya.
Akibatnya, Allah swt. mengirimkan
bencana yang menenggelamkan mereka. Itulah akibat kerusakan di bumi yang
berawal dari ulah tangan manusia.
Kita juga mengetahui bagaimana keadaan kaum Saba. Awalnya negeri mereka
merupakan negeri yang makmur. Daerah mereka merupakan daerah yang subur,
sehingga mengeluarkan hasil bumi yang melimpah. Akan tetapi mereka tidak mau
mensyukuri segala nikmat yang telah diberika oleh Allah swt.. Oleh karena itu,
mereka mendapatkan siksaan dari Allah swt.. Negeri mereka dihancurkan dan
kebun-kebun mereka tidak lagi menghasilkan buah-buahan yang baik. Keadaan
berbalik, menjadi kebun-kebun yang menghasilkan buah-buahan yang pahit. Tentunya
mereka tidak dapat lagi menikmati kesuburan negerinya.
Banyak sekali
azab yang didatangkan untuk memberikan pelajaran bagi orang-orang kafir yang
berpaling dari Allah swt.. Di antaranya adalah bencana yang pernah menimpa kaum
Lut, kaum Syuaib, kaum Soleh, dan sebagainya. Bencana
alam yang dirasakan manusia seperti itu memang telah terjadi semenjak zaman
dahulu. Ketika umat nabi-nabi terdahulu tidak memerhatikan seruan nabinya,
Allah pun mengirimkan azab baginya.
Allah memerintahkan kepada umat Islam agar bepergian ke segala penjuru
bumi, dalam rangka eksplorasi tentang kesudahan bangsa-bangsa terdahulu
tersebut. Peristiwa masa lalu adalah pelajaran berharga bagi manusia. Kita
harusnya sadar akan perbuatan kita selama ini. Sudahkah sesuai dengan petunjuk
Allah bagi manusia. Apabila kita tidak mau memerhatikan petunjuk Allah dan
melaksanakannya, tentu bencana dan kerusakan serupa akan menimpa kita.
Azab dan bencana itu terjadi karena kebanyakan manusia menyekutukan Allah
swt.. Kebanyakan dari mereka adalah orang musyrik. Musyrik merupakan istilah
bagi orang yang memercayai selain Allah swt., mereka juga menjadikan sesuau
yang lain menjadi panutan atau tolok ukur. Demikian pula sikap mereka pada alam
semesta.
Hubungan mereka terhadap alam semesta bukan lagi menggunakan aturan dan
petunjuk Allah swt.. mereka memperturutkan hawa nafsunya. Pada saat ini banyak
ditemua para pemuja kapitalisme, sosialisme dan sebagainya.
Atas nama kemakmuran pribadi, kaum kapitalis dengan senang hati melakukan
apa pun untuk mendapatkan keuntungan material yang lebih besar. Hal ini
dilakukan tanpa memerhatikan kondisi lingkungan. Akibatnya, kerusakan pun tidak
dapat dihindari.
Banyak bencana yang terjadi karena kecerobohan manusia. Mulai dari
pencemaran limbah, kerusakan terumbu karang dan biota laut, hingga kebocoran
pipa gas dan semburan lumpur. Hal itu merupakan contoh kecil dari kerusakan
yang terjadi di daratan maupun lautan.
Mereka bukannya orang yang tidak percaya terhadap Tuhan, namun mereka
lebih memperturutkan hawa nafsunya dan kepandaian mereka. Akibatnya, hanya
berkeinginan untuk mendapatkan keuntungan yang besar, tanpa memerhatikan
kondisi lingkungan. Sikap seperti inilah yang digolongkan sebagai orang
musyrik.
Pemanasan global merupakan salah satu akibat buruk dari perubahan cuaca
dan iklim yang tentu akan membahayakan manusia. Diskusikan cara-cara yang dapat
kita lakukan untuk mencegah terjadinya pemanasan global (global warming)
tersebut!
source image: gedepangrango.org
0 Komentar untuk "Menjaga Kelestarian Lingkungan"