Blog in Learning

Dream to the Better Learning and Education

Antara Lagu Isabella dan Kepedihan Umat Islam di Andalusia

Tentu pembaca mengenal dengan lagu Isabella.
Lagu ini tidak asing di telinga kita. Walau begitu, saya tidak begitu mengerti syair yang ada di dalamnya. Saya memang tidak pernah bisa menghafalkan lagu sampai selesai. 
Membaca artikel dari salah seorang dosen saya yang diposting di Facebook jadi menarik. 

Artikel ini menarik bagi saya bukan karena lagu isabella, namun ada kata-kata Andalusia yang berada di postingan tersebut. Mengapa? karena saya memang tidak begitu favorit dengan yang namanya musik. Lalu, ada apa dengan Isabela dan Andalusia. 

Tahukah anda tentang Andalusia? Sebuah wilayah yang sekarang dikenal dengan Spanyol. Sebuah negara yang terkenal dengan Barcelona maupun Real Madrid. Negeri ini menjadi terkenal karena keduanya, masing-masing memiliki Lionel Messi maupun Christiano Ronaldo (CR7). 
Tapi, tahukah anda bahwa di negeri tersebut 1000 tahun yang lalu adalah wilayah negeri Islam terbesar di daratan Eropa. 

Saya tertarik denga postingan tersebut karena memuat cerita Andalusia yang menjadi negeri muslim waktu itu. Berikut saya kutipkan apa adanya. 

Isabella adalah kisah cinta dua dunia
Mengapa kita berjumpa namun akhirnya terpisah


Masih ingat lirik lagu di atas? lagu itu beberapa tahun lalu dinyanyikan ulang oleh grup band ST 12. lagu itu merupakan lagu impor, berasal dari malaysia. 

Saya terkejut ketika mencoba menghubungkan lirik di atas dengan kisah pilu di Spanyol. 
Ceritanya begini kawan, lagu ini bisa jadi tidak lebih dari prasasti kepiluan Umat Islam Andalusia (Spanyol), setiap alunan lagu ini adalah seperti membuka kembali kepedihan yang pernah dialami umat Islam di wilayah Granada (Spanyol bagian Selatan) di akhir abad 15 tersebut, mendengar lagu ini adalah seperti memaksa kita untuk mengingat-ingat terus akan penderitaan Umat Islam Andalusia pada waktu itu, lirik lagu ini seakan ingin mengabadikan ‘kemenangan besar’ kaum Katholik atas kaum Muslimin disana, judul lagu ini bahkan seperti sedang menyanjung sang aktor intelektual dibalik peristiwa bengis yang dialami umat Islam waktu itu, yaitu Ratu Isabella.

Sejarah mencatat, pemusnahan etnis dan agama pertama dan terbesar di Eropa terjadi ketika Isabella I (Ratu Castile) dan suaminya, Ferdinand V (Raja Aragon) berhasil menggulingkan pemerintahan Sultan Muhammad XII (Kesultanan Islam terakhir di Granada) pada 2 Januari 1492 M., sejak saat itu, runtuhlah kejayaan Islam di Andalusia setelah bertahan selama lebih dari 8 abad, dan dimulailah abad kegelapan bagi Umat Islam Andalusia.

Dibawah kendali Isabella dan suaminya (Ferdinand) umat Islam Granada diberikan 3 pilihan yang sulit, pertama- masuk agama mereka (Katholik), kedua- Keluar dari Tanah Air (Andalusia), Ketiga- kalau tidak mau keduanya (masuk katholik dan keluar Andalusia) akan dibunuh dengan cara dibakar, beberapa diantara kaum Muslimin, demi kelangsungan hidupnya lebih memilih opsi pertama (masuk Katholik), akan tetapi paling banyak adalah yang mempertahankan keislamannya, meskipun harus terusir dari tanah airnya, meskipun harus mati terpanggang, akibatnya bisa ditebak, ribuan Muslim meninggal baik karena dibakar maupun karena kelaparan didalam perjalanan keluar dari tanah airnya, dan ratusan ribu yang lainnya terusir dan kemudian tinggal disekitar pantai Utara Maroko dan Tunisia (Afrika Utara) dan sebagian wilayah Turki.

Tidak itu saja, semua masjid di Granada kemudia dialih fungsikan menjadi gereja katholik, termasuk Masjid Kordoba yang megah itu, yang sejak saat itu berubah menjadi Gereja Santa Maria de la Sed, perpustakaan-perpustakaan Islam dikeluarkan isinya, kemudian ratusan ribu buku-bukunya dibakar habis, maka peradaban Islampun hilang dari bumi Andalusia (Spanyol) hingga saat ini, yang tersisa hanya cerita-cerita tentang kejayaan Islam zaman dahulu melalui peninggalan-peninggalan yang masih ada seperti istana Al-Hambra dan masjid Kordoba yang tersohor seantero dunia tersebut.

Perhatikan dengan seksama reffrent lagu Isabella tersebut :

Reff:
Dia isabella, lambang cinta dan prahara
Terpisah karena adat yang berbeda
Cinta gugur bersama daun-daun kekeringan


Lambang Kekuatan Cinta Isabella dan Ferdinand yang mempersatukan dua kerajaan Katholik besar (Castile dan Aragon), yang akhirnya bisa menggulingkan pemerintahan Islam Granada yang sudah bertahan 8 abad lebih, namun darinya kemudian menimbulkan prahara kemanusiaan yang hebat bagi kaum Muslimin Granada.

inilah lirik lagu Isabella berikunya:
Haluan hidupku terpisah dengan isabella
Terbayang lambaiannya saatku terbakar kehangatan
Siang jadi hilang ditelan kegelapan malam
Alam yang terpisah melenyapkan sebuah kisah


Kaum Muslimin Granada harus berpisah dengan Tanah airnya hanya karena agama yang berbeda dengan penguasa baru Granada (Isabella dan Ferdinand).

Cinta mereka (Isabella dan Ferdinand) jatuh bersama kaum Muslimin yang mati kelaparan karena terusir dari Tanah Airnya maupun karena mati terbakar laksana daun-daun kekeringan.

Jadi masihkah kita ingin mendengar lagu tersebut, akankah kita biarkan anak-anak kita menyanyikan lagu kemenangan Isabella atas penderitaan kaum muslimin Granada tersebut, jawaban selanjutnya ada pada anda sendiri??

hai, jangan tegang dulu... mungkin saja lagu itu hanya diangkat dari sebuah novel yang kebetulan berjudul Isabella. Maklum, nama Isabella memang melegenda di negeri Spanyol, seperti cerita Joko Tingkir di Jawa, yang telah melahirkan banyak versi.
entahlah.


Pembaca dapat mengecek sumber aslinya sebagai berikut.
Picture Source
Article Source


Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Antara Lagu Isabella dan Kepedihan Umat Islam di Andalusia"

Terima Kasih Sudah Berkomentar
 
Template By. Kunci Dunia
Back To Top