Hari ini, saya bersama keluarga, berkunjung ke Taman Satwa Taru Jurug Solo. Bersama istri dan anak-anak berlibur ke tempat yang tidak terlalu jauh. Salah satu tempat yang menyelenggarakan acara selama Lebaran, selain Taman Balekambang juga Taman Satwa Taru Jurug atau kebun binatang Jurug Solo.
Kebun Binatang yang terletak di tepian Sungai Bengawan Solo ini selalu mengadakan kegiatan Syawalan. Tahun ini Syawalan digelar sejak tanggal 8 - 10 Agustus 2013. Salah satu kegiatan Favoritnya adalah Grebeg Joko Tingkir yang merupakan napak tilas perjalanan Jaka Tingkir, Sultan Raja Pajang sekitar 400 tahun lalu yang berlayar di Sungai Bengawan Solo. Grebeg Jaka Tingkir sendiri tahun ini digelar pada Selasa, 13 Agustus 2013.
Seumur-umur, saya belum pernah memasuki kebun binatang ini. Padahal, selama hidup ini tinggal di pinggiran Kota Solo. Bener-bener katrok. Ada ungkapan ejekan anak-anak dari masa lalu hingga sekarang yang tak hilang. Kira-kira bunyinya begini. "Ngopo neng nJurug? arep Madakke rupo to" Kira kira artinya begini "Mau Ngapain ke Kebun Binatang Jurug Solo, Apakah mau menyamakan wajahmu dengan penghuni di dalamnya?" Ungkapan yang aneh, seakan tak manusiawi, namun maknanya dalam.
Selama kegiatan Syawalan ini, Taman Jurug mematok tiket Rp. 15.000,-/orang. Termasuk anak berusia lebih dari 4 tahun juga harus membeli tiket. Terbilang cukup mahal sih, karena menurut informasi biasanya tidak sampai Rp. 10.000,- mungkin kesempatan saat Lebaran, liburan, sekaligus kenaikan BBM.
Luar biasa, selama Syawalan ini, pengunjung bisa dibilang membludak. Parkir motor penuh, hingga masuk ke dalam area kebun binatang. Mereka menikmati berbagai banyak koleksi yang ada di kebun binatang ini. Rata-rata pengunjung bersama dengan keluarga dan anak-anak mereka. Mungkin mereka ingin memperlihatkan anak-anak mereka dengan hiburan berupa hewan koleksi, seperti gajah, unta, harimau, macan tutul, singa, ular, monyet, orang utan.
Waktu tadi, saya ke sana, masih terlihat orang utan itu berada di tengah-tengah pulau. Kasihan, sendirian tak ada teman. Mungkin semacam rehabilitasi kecanduan narkoba kali ya. Tapi, ini rehabilitasi kecanduan merokok. Saya jadi heran, mengapa orang Utan bisa merokok segala, jangan-jangan ada ulah tangan-tangan manusia yang secara sengaja memberikan rokok kepadanya. Kasihan mereka. Mereka bukan golongan kita. Sudah seharusnya mereka dilindungi.
Salah satu tempat yang juga menjadi favorit adalah hewan-hewan yang sudah mati dan diawetkan. Hewan-hewan yang diawetkan tersebut dikumpulkan dalam satu ruangan khusus. Banyak pengunjung yang menggunakan kesempatan itu untuk melihat-lihat dan mengambil gambar bersama hewan-hewan tersebut.
0 Komentar untuk "Kebun Binatang Jurug Solo"