Ketika Nurani Terbelenggu. Mungkin itu yang menjadi kata hati saya ketika mengingat kembali negeri ini di Era Presiden Habibie. Wawancara Mata Najwa beberapa waktu lalu dengan Presiden Habibie, mengingatkan kembali memori kita akan sikap negarawan yang ditunjukkan Habibie saat itu.
Meski terkesan diabaikan oleh pendahulunya, Habibie mampu mengatasi kondisi sosial politik Indonesia waktu itu. Dengan hati nuraninya, Habibie membebaskan tahanan politik di era sebelumnya. Dengan hati nurani pula lah, dibuka kran demokrasi dan kebebasan pers.
"Saya tidak terpengaruh dari siapapun, tapi hati nurani. Semua tahanan politik tidak berlaku di bumi Indonesia yang merupakan negara merdeka." Kata Habibie di acara Mata Najwa yang bertajuk Habibie Hari Ini. Acara yang ditayangkan hari Rabu, (5/2/2014) dan diputar ulang Sabtu (8/2/2014) ini menghadirkan mantan Presiden ke-3 BJ Habibie. Hadir juga mantan PM Malaysia Anwar Ibrahim.
Setidaknya kebijakan itulah yang sama sekali berbeda dengan kebijakan pemimpin sebelumnya. Sebuah kebijakan yang dibangun berdasarkan nurani seorang manusia. Lebih dari itu, saya yakin Habibie selalu mengedepankan nurani dalam memimpin bangsa. Saya juga yakin, dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan selama 512 hari menjadi Presiden RI, Habibie menjadi pribadi yang mandiri dan tidak terpengaruh siapa pun.
Inilah sikap seorang pemimpin sejati. Habibie benar-benar menunjukkan jatidirinya sebagai seorang negarawan di tengah-tengah pergolakan politik yang penuh kepentingan. Sebagai seorang negarawan, Habibie sesungguhnya contoh yang patut diacungi jempol sekaligus diteladani. Namun sayang, waktu 512 hari tidaklah cukup bagi dirinya untuk membuktikan kecakapannya memimpin negeri.
Kebijakan fenomenal dan fundamental telah diambilnya dalam waktu itu. Mulai dari keterbukaan pers, kebebasan berpendapat hingga dibukanya kran demokrasi. Namun, sayang, demokrasi politik telah membelenggu dirinya. Kepentingan politik telah menghukumnya. LPJ Habibie ditolak oleh MPR RI.
Terlepas dari apa alasan penolakan LPJ tersebut, menurut saya, penolakan ini menjadi kesalahan terbesar yang pernah dilakukan oleh politisi Indonesia. Betapa tidak, seorang yang berhati nurani besar, berjiwa besar, negarawan sejati, dan bersedia bekerja untuk bangsanya ternyata tidak laku bagi negeri ini.
Bukankah kita saat sekolah dulu, selalu diajarkan agar memiliki sikap berjiwa besar, berlapang dada, tenggangrasa, mendahulukan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan. Habibie telah menunjukkan sikap itu semua. Namun, sepertinya sikap itu tidak berlaku dalam sistem demokrasi politik di tanah air. Apakah sikap itu tidak diperlukan di dalam kehdupan berdemokrasi? Lalu, dimana nilai-nilai dan etika?
Jangan-jangan itu semua hanya menjadi teori yang sekadar menghiasi buku-buku pelajaran siswa kita. Siswa hanya akan terbuai dengan nilai-nilai yang manis di mulut, namun sulit ditemukan wujud nyatanya. Sementara, para pengelola negeri ini seolah tak pernah tahu etika-etika semacam ini.
Setidaknya, kita masih menemukan sosok seperti Habibie yang telah menunjukkan bahwa nurani selalu merdeka, sangat berharga, dan bernilai tinggi. Walau harus dibayar mahal dengan sistem yang menjadi bumerang bagi dirinya. Kenyataannya, demokrasi telah membelenggunya. Beliau lah korban pertama sejak digulirkan sistem politik berdemokrasi di negeri ini.
Patut kiranya, saya berterima kasih kepada Pak Habibie. Kami akan selalu mengenangmu sebagai putra terbaik bangsa ini. Tak hanya di bidang teknologi semata, namun engkau telah mengajarkan nilai-nilai yang baik, etika demokrasi dan mewujudkan karakter yang kuat. Inilah sesungguhnya wujud karakter bangsa yang selama ini dicari.
Akhirnya, saya tidak bisa berharap banyak. semoga akan ada Habibie-Habibie lainnya, yang terus menyemaikan indahnya hati nurani. Sehingga bangsa ini akan benar-benar merdeka.
Solo, 10 Februari 2014
Dream to the Better Learning and Education
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
Terpopuler
Arsip
Label
Pendidikan
Islam
ASEAN
Politik
Wisata
Artikel
Soal-Soal
Pengalaman
Entertainment
PAI
Palestina
Tutorial
history
Tekno
USBN PAI
ABFI
Kisah Nabi
ASEAN di Dadaku
Kisah Nyata
Template
Karir
Sport
Tips
Video
Champion
Filosofi
Internet
Jilbab
Movie
Film
Kesehatan
Komputer
Ramadan
Solo
Ekiosku
Esemka
Fashion
Handphone
Kiamat
Ulangan
pemilu
Copyright © 2014 Blog in Learning - All Rights Reserved
Template By. Kunci Dunia
0 Komentar untuk "Ketika Nurani Terbelenggu"