Blog in Learning

Dream to the Better Learning and Education

Kisah Nabi Ismail


1. Masa Kecil Ismail
Nabi Ismail as adalah putra Nabi Ibrahim as. dari istrinya yang bernama Hajar. Nabi Ibrahim, Hajar dan Sarah tinggal di lingkungan yang sama. Sarah sering tidak nyaman tinggal bersama. Terlebih karena belum memiliki keturunan.
Sarah pun menyarankan kepada suaminya untuk membawa Hajar dan putranya ke negeri Mekah. Ibrahim membawa Hajar dan Ismail ke negeri Mekah yang tandus. Ibrahim meninggalkan mereka di tempat kering itu, karena harus kembali ke Palestina. Dalam perjalanannya, Nabi Ibrahim as selalu berdoa untuk keselamatan istri dan anaknya.
Di tempat yang terpencil itu, Ismail dan ibunya mendapat cobaan dari Allah. Bekal makanan dan air susu ibunya habis karena kekurangan makanan. Ismail menangis terus-menerus karena kehausan. Ibunya mulai kebingungan. Hajar mencari air ke mana-mana sampai harus bolak-balik di antara bukit Safa dan Marwa dengan harapan mendapat air.
Atas pertolongan Allah di saat Siti Hajar kelelahan, melalui malaikat Jibril tiba-tiba di dekat Ismail muncul sebuah mata air yang bening. Kemudian Hajar mengumpulkan air itu sambil berkata ”zam zam” yang artinya berkumpullah. Lalu segera diberikan kepada Ismail dan untuk dirinya sendiri.
2. Terbentuknya perkampungan di Negeri Mekah
Sejak adanya mata air itu, banyak burung padang pasir yang beterbangan ke tempat itu. Hal itu menarik perhatian orang Arab Jurhum yang kebetulan sangat memerlukan air. Mereka mengikuti ke arah terbangnya burung itu, karena biasanya burung itu mencari tempat adanya air.
Mereka mendapati mata air dan bertemu dengan Hajar dan putranya Ismail. Mereka mengira Hajar dan Ismail-lah yang memiliki mata air itu. Mereka pun meminta izin kepada Hajar terlebih dahulu sebelum mengambil air itu. Akhirnya mereka mengambil air tersebut, dan menetap di situ. Semakin lama, tempat itu menjadi ramai, dan terbentuklah sebuah desa yang subur dan tenteram. Ketika Nabi Ibrahim kembali ke Mekah untuk mengunjungi anak dan istrinya, beliau tercengang melihat keadaan itu. Ibrahim pun bersyukur kepada Allah, karena Allah telah mengabulkan doanya.
3. Ismail Anak yang Saleh
Suatu hari, Ibrahim bermimpi menyembelih putra yang sangat disayanginya atas perintah Allah. Oleh karena itu merupakan perintah Allah, maka mereka pun bermaksud untuk melaksanakan perintah Allah tersebut. Dengan berat hati, Ibrahim mengutarakan mimpinya kepada Ismail, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!”.
Ismail mengetahui akan maksud ayahnya, Allah telah memerintahkan ayahnya untuk menyembelihnya. Ismail sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya sangat taat kepada Allah swt. menjawab dengan penuh kepasrahan. “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar” kata Ismail.
Maka keduanya pun berserah diri kepada Allah swt.. Ibrahim membawa ismail ke atas bukit sambil membawa pedang di tangannya. Di sanalah ia akan menyembelih putranya.
Iblis terus menggoda ibrahim, agar mereka tidak melaksanakan perintah allah tersebut. Namun, usahanya sia-sia karena ibrahim dan ismail sangat taat kepada Allah swt..
 Ketika Ismail dibaringkan di atas tanah hendak disembelih, Allah memanggil Ibrahim, “Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu. Allah kemudian mengganti Ismail dengan seekor sembelihan yang besar. Nabi ibrahim pun menyembelih domba pemberian Allah tersebut.
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 10 Zuhlijah di Mina dan sampai sekarang dirayakan oleh umat islam sebagai hari raya Qurban atau hari raya iduladha.
Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Kisah Nabi Ismail "

Terima Kasih Sudah Berkomentar
 
Template By. Kunci Dunia
Back To Top