Blog in Learning

Dream to the Better Learning and Education

Asean di Dadaku (Part 2), Political-Security Pillar

Pada bagian 2 kali ini, akan kita bahas tentang pilar Komunitas ASEAN. Tulisan ini masih melanjutkan tulisan sebelumnya. Tulisan ini merupakan salah satu keikutsertaan dalam lomba blog yang digelar oleh Komunitas Blogger ASEAN.
Pada posting sebelumnya, saya singgung sedikit tentang sejarah terbentuknya ASEAN hingga berubah menjadi satu organisasi yang kuat dan sebuah komunitas yang mandiri. Kali ini, kita bahas tentang pilar-pilar yang dibangun menuju Komunitas ASEAN 2015. Komunitas ASEAN 2015 dibangun di atas 3 pilar, yakni pilar Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya. 
Dalam mewujudkan ketiga pilar tersebut, para pemimpin ASEAN telah membahas cetak biru (blue print) untuk pengembangan Komunitas ASEAN 2015. Artinya, program-program ASEAN ke depan tidak terlepas dari ketiga pilar tersebut. 
Saya teringat dengan sebuah ibarat yang diungkapkan oleh seorang dosen saya waktu kuliah dulu. Apa katanya? Katanya begini, di kampung masih banyak kita temui orang yang memasak menggunakan tungku. Tungku masak juga biasa dijumpai pada acara hajatan di kampung-kampung. Tungku yang terbuat dari batu bata memiliki tiga sisi, yakni samping kanan, kiri dan belakang. Sementara bagian depannya terbuka. Kira-kira gambarnya seperti ini nih. 
3 Pilar ASEAN diibaratkan sebuah tungku perapian yang memiliki 3 sisi penyangga 
Jika hanya dua sisi, maka panci untuk memasak tentu akan njomplang / jatuh. Jika empat sisinya diisi batu bata semua, tentu kayu bakar tidak akan bisa masuk ke dalam tungku tersebut. 
Begitulah kira-kira tiga pilar Komunitas ASEAN. Ibarat sebuah tungku yang memiliki 3 sisi penahan panci masakan. Bisa juga dibilang begini nih, jika ASEAN hanya ada 2 pilar, tentu ASEAN akan njomplang/terjatuh karena tidak memiliki landasan yang kuat. Nah, ketiga pilar ASEAN itulah yang akan memperkuat ASEAN sebagai sebuah organisasi komunitas yang diperhitungkan di dunia. Sekarang, mari kita bahas satu persatu ketiga pilar tersebut

Pertama, Pilar Politik - Keamanan ASEAN
Anda pasti tahu, bahwa negara-negara di ASEAN pernah dijajah. Indonesia pernah dijajah Belanda dan Jepang. Filiphina dijajah Spanyol dan AS. Malaysia, Singapura dan Brunai Darussalam merupakan koloni Inggris. Terkecuali Thailand menjadi satu-satunya negara yang tidak pernah dijajah. Karena kesamaan visi itulah, ASEAN membentuk sebuah wadah untuk menciptakan keamanan, kedamaian dan kerjasama yang baik. 
Situasi politik dunia semakin memanas pasca perang dunia kedua. Terlebih dua negara adidaya, AS dan Soviet terlibat dalam perang dingin. Masing-masing membentuk sebuah kekuatan militer dan pengembangan teknologi militer. Bukan tidak mungkin dua negara adidaya saat itu akan mencari pengaruh dan dukungan dari ASEAN.
Namun, ASEAN berdiri dengan tujuan untuk membebaskan diri dari terlibat langsung dalam situasi perang tersebut. Setelah 46 tahun didirikan, ASEAN terbukti mampu menjaga keamanan dan stabilitas wilayah ASEAN. Jika di masa lalu, terjadi era perang dingin yang melibatkan blok barat dan blok timur, ASEAN tidak terlibat di dalamnya. ASEAN memperkuat identitas dirinya untuk menjaga keamanan di kawasan. Walaupun pengaruh Soviet dan Amerika Serikat sedikit juga turut mewarnai politik di beberapa negara ASEAN, namun ASEAN menjadi komunitas yang mandiri dan berusaha membebaskan diri dari terlibat konflik dunia tersebut. 
Salah satu kesuksesan ASEAN dalam bidang politik dan keamanan adalah mewujudkan ASEAN sebagai wilayah yang bebas senjata nuklir. ASEAN menyepakati Traktat kawasan Bebas senjata Nuklir. Di saat negara-negara lain banyak yang mengembangkan senjata nuklir, ASEAN secara sadar ingin mewujudkan sebagai wilayah tanpa senjata nuklir. 
Beberapa isu politik dan keamanan yang menjadi perhatian ASEAN selain zona bebas senjata nuklir, juga pemberantasan narkoba dan terorisme. Narkoba dan terorisme merupakan salah satu bentuk gangguan situasi keamanan. Oleh karena itu, negara-negara ASEAN tidak ingin terjebak pada kedua masalah tersebut. 
ASEAN juga mendorong terciptanya demokrasi di antara negara-negara anggota. Saat ini, Indonesia telah menjadi negara demokrasi tersukses di ASEAN. Melalui ASEAN, Indonesia mendorong terciptanya demokrasi di negara lain, seperti Myanmar. ASEAN juga perlu secara bersama-sama mengembangkan demokrasi bagi negara-negara anggota ASEAN, memajukan nilai-nilai HAM serta isu perubahan iklim.
Di antara pilar politik dan keamanan ASEAN mengacu pada hal-hal berikut.
1. ASEAN merupakan Zona damai, bebas dan netral
2. Traktat Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara
3. Traktat Kawasan Bebas-Senjata Nuklir Asia Tenggara. 
ASEAN juga memiliki kesepakatan bersama berupa piagam ASEAN (ASEAN Charter). ASEAN Charter mengubah ASEAN dari sebuah asosiasi/perkumpulan negara menjadi sebuah organisasi yang memiliki dasar hukum kuat, memiliki struktur organisasi yang efektif dan efisien. ASEAN Charter ditandatangi pada KTT ke-13 di Singapura tanggal 20 November 2007 oleh 10 pemimpin ASEAN. 
Jika diibaratkan, sejak didirikan, ASEAN seperti layaknya sebuah kelompok arisan belaka. Seolah-olah menjadi ajang kumpul-kumpul para pemimpin negara dengan membahas satu masalah bersama. Setelah ditandatangani ASEAN Charter, ASEAN tidak hanya sebagai sebuah kelompok arisan, namun menjadi organisasi yang kuat. Ibaratnya, ASEAN telah memiliki AD/ART yang dipatuhi oleh anggotanya. Juga struktur organisasi yang mengawal AD/ART tersebut. 
Bersambung.

Share this article :
+
Previous
Next Post »
1 Komentar untuk "Asean di Dadaku (Part 2), Political-Security Pillar"

ayo asean hrus bsa maju aya uni eropa...

Terima Kasih Sudah Berkomentar
 
Template By. Kunci Dunia
Back To Top