Turki Usmani didirikan
oleh bangsa Turki dari Kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan daerah
utara negeri Cina. Dalam jangka waktu sekitar tiga abad, mereka pindah ke
Turkistan, kemudian ke persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad ke-9 M,
ketika mereka menetap di Asia Tengah.
Di bawah tekanan bangsa
Mongol pada abad ke-13 M, mereka melarikan diri ke daerah barat dan mencari
tempat pengungsian di tengah-tengah saudara-saudara mereka, orang-orang Turki
Seljuk di dataran tinggi Asia Kecil. Di bawah pimpinan Ertogrul, mereka
mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin II, Sultan Seljuk yang kebetulan sedang
berperang melawan Bizantium. Berkat bantuan mereka, Sultan Alauddin mendapat
kemenangan. Mereka dihadiahi sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan
dengan Bizantium. Sejak itu mereka membina wilayah barunya dan memilih kota
Syukud sebagai ibukota.
Kekuasaan Turki Usmani membentang dari Turki hingga Eropa Timur dan Afrika Utara
Source: allaboutturkey.com
Setelah Etrogul meninggal,
kepemimpinan kabilah dilanjutkan oleh putranya, Usman. Putra Etrogul inilah
pendiri kerajaan Turki Usmani. Berdirinya kerajaan dimulai sejak serangan
Mongol kepada Turki Seljuk. Sultan Alaudin terbunuh dalam pertempuran itu.
Kerajaan Seljuk terpecah belah. Usman mengumumkan berdirinya kerajaan Usmani.
Penguasa pertama adalah Usman yang sering disebut Usman I. Dia memerintah dari
tahun 1290 – 1326 M.
Turki Usmani berhasil
mencapai puncak kemajuan pada masa Muhammad II yang biasa disebut Muhammad
Al-Fatih (1451 – 1481 M). Keberhasilannya adalah menaklukkan kota
Konstantinopel yang menjadi benteng kerajaan Bizantium. Kerajaan Turki Usmani
terus berkembang hingga berakhir pada abad XX.
Kerajaan Mugal
Kerajaan Mugal berpusat di
India. Kerajaan ini merupakan deretan kemegahan Islam kala itu, di samping
kemegahan Bani Umayah di Damaskus, Bani Abbas di Bagdad, Dinasti Fatimiah di
Mesir, Bani Umayah II di Spanyol, hingga Turki Usmani di Konstantinopel.
Raja-raja Mogul di India
merupakan keturunan dari Kerajaan Mongol. Walaupun pada Masa Jenghis Khan dan
Hulagu Khan, Mongol dikenal bengis dan kejam, dan perusak peradaban Islam,
namun pada masa pemerintahan Babur dan Akbar, Mongol berubah santun dan menjadi
pendukung perkembangan Islam.
Raja Babur telah berhasil
membawa Islam ke puncak kejayaan. Dengan kemuliaan akhlaknya, Islam dapat
menarik masyarakat untuk masuk ke dalam agama tersebut secara sukarela. Sekitar
66 juta kaum muslim India, mayoritas masuk Islam secara damai.
Saat pemerintahan dipegang
oleh Syeh Jehan (raja kelima, 1627 – 1658 M), kerajaan Mogul mencapai puncak
kejayaannya. Bangunan Taj Mahal menjadi bukti kejayaan pada masa itu. Bangunan
megah itu diselesaikan selama 22 tahun dengan melibatkan 20.000 tenaga.
Kerajaan Safawi
Kerajaan Safawi berpusat
di Iran. Keluarga Safawi berasal dari keturunan Syekh Safiuddin Ardabeli dari
Ardabil yang terletak antara Tabaristan dan Laut Kaspia. Ia keturunan Imam Musa
al-Kazim (w. 183 H), yakni imam yang ke-7. dengan demikian, ia keturunan Arab
bukan keturunan Iran.
Sebagai dinasti yang
bermazhab Syiah, mereka memakai surban berjambul dua belas sebagai lambang dua
belas imam yang diagungkan dalam mazhab itu. Ia mendirikan kerajaan ini dengan
batuan Turki. Wilayah dinasti Safawi membentang dari daerah Mosul hingga Mery
di Timur, dan dari Tabaristan di sebelah utara hingga Hormus di sebelah
selatan. Raja yang memerintah Daulah Safawi antara lain, Syah Ismail, Syah
Abbas, dan Syah Nazir.
Peran terbesar ditunjukkan
oleh Raja Syah Abbas. Ketika ia memimpin, kerajaan berkembang ke Turki Usbek
dan Turki Usmani di sebelah barat. Perluasan Islam pada masa Syah Ismail,
hingga ke Georgia, Azerbaijan, Baku, Tibris, Irak dan Najaf. Sementara itu,
perluasan Islam yang dilakukan oleh Syah Nazir, hingga ke India, Afganistan,
dan Bakhtiari.
0 Komentar untuk "Islam abad Pertengahan (2): Tiga Kerajaan Besar"